Mulailahujian yang keras menimpa kaum muslimin dengan berbagai macam bentuknya,akan tetapi Khadijah berdiri kokoh bak sebuah gunung yang tegar kokoh dan kuat. Beliau wujudkan Firman Allah Ta'ala: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman' , sedangkan mereka tidak diuji lagi?". (Al-'Ankabut:1-2). Haditsdi atas menggabarkan bagaimana karakter seorang mukmin sejati, bagaimana sikap ketika dalam keadaan senang dan pada saat mendapat ujian kesusahan. Oleh karena itu marilah kita hadapi ujian Allah Swt yang berupa pandemi covid-19 ini dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan kesyukuran yang tinggi. Beliaupun terpaksa menyetujui itu. Setelah itu Ammar mendatangi Nabi SAW sambil menangis dan meminta maaf. Ketika itu, turunlah ayat: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)" (QS. An-Nahl: 106). 6. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Islam menghargai perempuan. Berbeda dengan masa sebelum Islam, kaum hawa dianggap tidak berguna. Ibu dengan bayi perempuan dipandang sebagai aib. Tak sedikit bayi perempuan tak berdosa harus menemui ajalnya. Mereka masa Rasulullah, banyak bermunculan sosok-sosok perempuan luar biasa. Kehadiran mereka memberikan inspirasi luar biasa. Mereka tampil sebagai perempuan salehah, memiliki semangat juang ke medan perang, hingga berjihad demi menegakkan agama Allah. Pantaslah jika mereka mendapat balasan yang beruntung berhak atas janji itu ialah Sumayyah binti Khubath. Sosok perempuan yang tegar, sabar, memiliki keimanan, dan keyakinan yang kuat mempertahankan akidah Islam. Bersama suaminya, Yasir bin Amir bin Malik, dan anaknya, Ammar bin Yasir, menghadapi cercaan dan siksaan dahsyat kafir orang-orang kafir Quraisy murka terhadap Sumayyah dan keluarganya akibat keteguhan iman mereka. Yasir disiksa hingga wafat mengenaskan. Sumayyah bergeming. Keimanannya semakin kuat. Tiap siksaan yang dideranya, ia istikamah berujar, “Rabb kami adalah Allah.” Melihat penyiksaan itu, Rasulullah bersabda, “Sabarlah wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah surga.” Sumayyah dengan ikhlas menjawab, “Sesungguhnya aku telah melihatnya surga dengan jelas, wahai Rasulullah.”Doa juga pernah terlontar dari Rasulullah SAW untuk keluarga Sumayyah. Ammar mengadu siksaan pedih yang dialami kedua orang tua serta dirinya sendiri. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, kami mendapat siksaan yang sangat keras.” Rasulullah SAW bersabda, “Bersabarlah, wahai Abul Yaqzhan julukan lain bagi Ammar. Ya Allah, janganlah Engkau siksa seorang pun dari keluarga Yasir dengan api neraka.”Gigih mempertahankan Islam membuat kemarahan para pemuka Quraisy memuncak. Terutama, pimpinan Quraisy, Abu Jahal. Ia tidak segan menyiksa dan menganiaya. Sumayyah menerima siksaan dengan tombak yang ditusukkan ke tubuhnya hingga meninggal. Karena itu, ia didaulat sebagai Muslimah yang mati syahid pertama kali. Imam Mujahid berkata, “Syahid pertama dalam Islam ialah ibunda Ammar, Sumayyah. Ia ditikam Abu Jahal dengan menggunakan tombak, tepat di ulu hatinya.” MAKKAH-Sumayyah binti Khayyat Radiyall anha adalah seorang budak wanita milik Hudzaifah bin Mughirah. Dia adalah wanita pertama yang mati syahid syahidah karena mempertahankan keimanan. Aan Wulandari dalam bukunya "Kisah Istimewa Asmaulhusna" menceritakan, Sumayyah menikah dengan seorang pendatang bernama Yasir. Kehidupan mereka sangat miskin dan tidak mempunyai orang yang bisa melindungi mereka. Umayyah dan Yasir hidup di bawah kekuasaan Abu lama, lahirlah salah seorang putra yang bernama Ammar, lalu disusup putra kedua, Ubaidullah. Ammar bin Yasir tumbuh menjadi seorang pemuda yang lurus hatinya. Ketika mendengar dakwah tauhid yang dibawa oleh Muhammad bin Abdullah, Ammar merasa sangat tertarik. Ammar menemui Rasulullah SAW dan tanpa ragu memeluk Islam. Pertemuan dengan Rasulullah SAW diceritakan kepada kedua orangtuanya. Atas kehendak Allah Sumayyah dan Yasir langsung memeluk Islam saat itu juga, mereka sekeluarga pun meninggalkan kesyirikan menuju kepada keesaan saja, masuk Islamnya keluarga yang miskin dan tak punya kekuasaan apa-apa ini menjadi sumber kemarahan tuannya. Abu Hudzaifah dan semua kerabatnya dari bani Makhzum memaksa mereka meninggalkan Yasir tetap berpegang teguh pada agama mereka titik akhirnya, penyiksaan demi penyiksaan pun dilakukan pada mereka titik orang Bani Makhzum mengeluarkan mereka ke padang pasir tatkala keadaan sangat panas menyengat. Mereka menaburi Sumayyah dengan pasir yang sangat panas. "Tak cukup dengan itu, diletakkannya sebongkah batu besar dan berat dan panas di atas dada Sumayyah," hal itu tak membuat keluarga Yasir melepaskan keimanannya. Saat dilakukan penyiksaan mereka menganggungkan nama Allah SWT. "Ahad....Ahad...." itulah yang cuma ya ucapkan titik tak ada rintihan dan teriakan ketika Rasulullah SAW menyaksikan penyiksaan terhadap keluarga Yasir ini. Beliau menengadahkan ke langit dan berseru. "Bersabarlah wahai keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga."Doa Rasulullah itu menguatkan hati keluarga Yasir ini. Mereka bersabar melewati siksaan demi siksaan dan demi surga yang kesabaran keluarga Yasir ini semua orang semakin barang. Abu Jahal si musuh Allah membunuh Sumayyah dengan kejam. Gugurlah Sumayyah sebagai syahidah di bumi Makkah dan dialah wanita pertama kali mati syahid karena mempertahankan ini dikaitkan dengan Asmaul Husna As Shabuyr yang artinya Maha penyabar. Dalam surag Ali Imran ayat 146 Allah begitu menyukai orang-orang yang dari ayat tersebut kata Aan adalah bahwa Allah Maha Penyabar, Dia menangguhkan siksa bagi hambanya yang berdosa. Dia beri waktu hambanya untuk bertobat. Allah maha suci dari sifat tergesa-gesa, tak ada yang dikerjakannya bila belum tiba waktunya. "Hikmah dari kisah di atas. Sabarlah dalam setiap ujian dan cobaan, Insya Allah ada hikmah dibalik semua itu," katanya. Muslimahdaily - Sumayyah binti Khubbath. Sosok perempuan yang luar biasa tegar, sabar, memiliki keimanan, dan keyakinan yang kuat mempertahankan akidah Islam. Bersama suaminya, Yasir bin Amir bin Malik, dan anaknya, Ammar bin Yasir, menghadapi cercaan dan siksaan dahsyat dari kaum kafir. Summayah adalah budak yang dimerdekakan oleh Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Ia menikah dengan sahabat majikannya, Yasir bin Amir bin Malik, pria asal Yaman. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak, Ammar. Sumayyah tidak pernah dikenal di Makkah sebelum kedatangan Islam. Ia tak lebih dari perempuan besar dengan postur besar, usianya juga sudah tak muda lagi. Namun semangatnya serta keikhlasan jiwanya dalam menegakkan agama Allah tak pernah goyah sedikitpun. Sumayyah termasuk tujuh orang di golongan pertama masuk Islam bersama suami dan anaknya. Diriwayatkan oleh Adz-Dzahabi di Siyar A’lam An-Nubala’ dari Abdullah bin Mas’ud, “Yang pertama kali menampakkan keislamannya secara terang-terangan ada tujuh orang, selain Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar, Yasir bin Malik, Ammar bin Yasir, Sumayyah, Shuhaib, Bilal, dan Al-Miqdad.” Ibnul Atsir mengatakan, “Dia adalah orang ketujuh dari tujuh orang yang mula-mula masuk Islam. Dia termasuk orang yang menerima siksaan berat demi Allah SWT.” Di dalam bukunya, Nisaa` min Ashri An-Nubuwwah, Syaikh Ahmad Khalil Jam’ah menegaskan bahwa dalam lintasan sejarah Islam, tidak dikenal seorang wanita yang memiliki kesabaran seperti Sumayyah. Dia menjadikan kesabaran sebagai sebuah syiarnya,” tulisnya. Ini mengingat, dapat dibayangkan bagaimana keadaan seorang wanita yang sudah tua renta, namun mampu menghadapi siksaan yang begitu berat dari orang-orang kafir. Disebabkan keimanan kepada Allah, dia sanggup menghadapi berbagai kesedihan dan kesulitan. Sumayyah tidak seorang diri menghadapi pedihnya siksaan dan getirnya kehidupan. Dia menghadapi siksaan bersama seluruh anggota keluarganya. Dikisahkan bahwa Sumayyah diserahkan Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah kepada keponakannya, Abu Jahal yang fasik. Meski kondisinya sangat renta dan ringkih, namun Sumayyah mampu menghadapi apa yang orang kuat sekalipun tidak mampu menghadapinya. Abu Jahal yang telah dihinakan oleh Allah mengambilnya dengan tujuan memuaskan rasa dengki di dalam hatinya, sekaligus mencabut akidah Islam yang tertanam di dada Sumayyah. Diriwayatkan, orang-orang kafir Quraisy murka terhadap Sumayyah dan keluarganya akibat keteguhan iman mereka. Yasir disiksa hingga wafat mengenaskan, Sumayyah bergeming. Keimanannya semakin kuat. Tiap siksaan yang dideritanya, ia tetap kuat dalam keimanan, “Rabb kami adalah Allah.” Melihat penyiksaan itu, Rasulullah bersabda, “Sabarlah wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah surga.” Sumayyah dengan ikhlas menjawab, “Sesungguhnya aku telah melihatnya surga dengan jelas, wahai Rasulullah.” Menghadapi intimidasi Abu Jahal, Sumayyah memilih diam seribu bahasa dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Abu Jahal mengolok-oloknya dengan berkata, “Engkau tidak beriman kepada Muhammad, melainkan karena engkau merindukan ketampanannya.” Namun Sumayyah tetap tidak mau berbicara. Dia bertahan dari siksaan dengan rasa bangga, Karena dia merasa jauh lebih mulia daripada Abu Jahal dan para pengikutnya. Dia bangga dengan akidah tauhid yang diyakininya. Dengan tauhid, Sumayyah merasa ringan menghadapi siksaan yang pahit, karena dia yakin berada di jalan Allah. Rasulullah juga menghormati sosok Sumayyah. Beliau sering menyebut namanya dengan keutamaan dan kebaikan. Doa juga pernah terlontar dari Rasulullah SAW untuk keluarga Sumayyah. Ammar mengadu siksaan pedih yang dialami kedua orang tua serta dirinya sendiri. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, kami mendapat siksaan yang sangat keras.” Rasulullah SAW juga bersabda, “Bersabarlah, wahai Abul Yaqzhan julukan lain bagi Ammar. Ya Allah, janganlah Engkau siksa seorang pun dari keluarga Yasir dengan api neraka.” Kala Perang Badar, Rasulullah menyampaikan kabar gembira bagi orang baik yang mendapat kebaikan. Hal ini merupakan sapaan untuk Ammar anak Sumayyah karena Rasulullah SAW pernah bersabda kepadanya, “Selamat datang wahai orang baik yang mendapat kebaikan.” Di dalamnya disebutkan juga nama Sumayyah. Peristiwa ini dikisahkan ketika Abu Jahal terbunuh di perang tersebut. Ketika itu, Rasulullah mengabarkan kepada Ammar dengan berkata, “Allah telah membunuh orang yang membunuh ibumu.” Penghormatan ini tak lain karena kegigihan Sumayyah sekeluarga meneguhkan Islam. Saat sejumlah tokoh, termasuk Rasulullah, mendapat perlindungan dari pamannya, Abu Thalib, dari serangan Quraisy, Sumayyah tidak mendapat perlindungan dari siapa pun. Mereka berjuang sendiri menanggung segala kekejaman yang dilakukan Abu Jahal. Penghormatan Rasulullah SAW terhadap keluarga Yasir luar biasa. Kepada anaknya, Ammar, Rasulullah SAW memanggil dengan sebutan Ibnu Sumayyah. Panggilan yang diberkahi ini sebagai penghormatan terhadap sahabiyah Sumayyah-Red yang sangat sabar dan teguh menjaga keimanannya. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Jika manusia saling berselisih maka Ibnu Sumayyah berada pada kebenaran’.” Mengenai gambaran betapa beratnya siksaan yang dihadapi Sumayyah dan keluarganya, Ibnu Katsir menceritakan, dari Ibnu Ishaq yang mengisahkan, “Ketika waktu zuhur tiba, Yasir, ayah, dan ibunya Sumayyah berangkat bersama Bani Makhzum. Mereka menyiksa keluarga Yasir di sekitar Kota Makkah. Rasulullah berlalu di dekat mereka seraya bersabda, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, dijanjikan surga untuk kalian.” Lalu Al-Baihaqi, dengan sanadnya, meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah berlalu di dekat Ammar dan keluarganya yang sedang menerima siksaan. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, “Bergembiralah wahai keluarga Ammar dan Yasir, sesungguhnya telah dijanjikan surga untuk kalian semua.” HR. Al-Hakim Ketika orang-orang musyrik telah merasa putus asa menghadapi ketabahan dan kesabaran Sumayyah, maka mereka membunuhnya dengan tombak yang dihunjamkan ke tubuhnya. Dan Sumayyah pun menjadi syahidah pertama. Kerasnya intimidasi dan dahsyatnya siksaan kaum kafir Quraisy menyebabkan anak dan suaminya juga terbunuh di jalan Allah. Mereka terbunuh sementara keimanan dan keislaman tetap kokoh di dalam hati mereka. Semoga Allah meridhai Sumayyah beserta keluarganya yang tetap teguh dalam menjaga keimanan hingga ajal menjemputnya. Semoga mereka mendapatkan ampunan dari Allah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, “Ya Allah, ampunilah keluarga Yasir, dan Engkau telah melakukan itu.” Itulah Sumayyah, mujahidah yang syahid di jalan Allah dan meninggalkan warisan berupa kesabaran, keikhlasan dalam menjalankan agama Allah dan mengajarkan kepada setiap umat muslim untuk selalu tegar saat menghadapi cobaan dan ujian dari Allah.

keluarga sumayyah mendapat ujian keimanan berupa