Waspadailahfenomena hilangnya rasa malu, agar tidak menjadi pribadi yang hancur berantakan. Keutamaan Rasa Malu. 1. Rasa malu adalah penghalang manusia dari perbuatan dosa. Rasa malu adalah pangkal semua kebaikan dalam kehidupan ini, sehingga kedudukannya dalam seluruh sifat keutamaan adalah bagaikan kepala dengan badan.
Hilangnyarasa malu akan menyebabkan segala macam keburukan, sehingga terjadilah pertumpahan darah, dinodainya kehormatan manusia, dilakukannya perbuatan-perbuatan keji, tidak dihargainya orang-orang tua, dan campur baurnya laki-laki dengan para wanita.Para wanita keluar sembari menampakkan perhiasan dan berdandan, bepergian tanpa mahram.
Waspadailahfenomena hilangnya rasa malu, agar tidak menjadi pribadi yang hancur berantakan. Keutamaan Rasa Malu : ===== 1). Rasa malu adalah penghalang manusia dari perbuatan dosa. Rasa malu adalah pangkal semua kebaikan dalam kehidupan ini, sehingga kedudukannya dalam seluruh sifat keutamaan adalah bagaikan kepala dengan badan. Maksudnya
Vay Tiền Nhanh. Oleh Linda Sutriani, Aktivis Dakwah Kampus “Jika seorang wanita itu sudah tidak memiliki rasa malu maka hancurlah dunia ini.” Pernyataan tersebut agaknya tidak berlebihan. Sebab, sifat malu membedakan manusia dengan binatang. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” HR. Ibnu Majah no. 4181. Melihat fakta, tidak heran jika saat ini dinyatakan dunia semakin tua. Perubahan zaman tak dapat terelakkan. Hari Akhir terasa semakin dekat. Banyak peristiwa zaman dulu terulang kembali saat ini, meski dengan suasana yang berbeda. Misalnya, suburnya kaum Lesbi Gay Bisekseual dan Transgender LGBT yang pernah terjadi di zaman Nabi Luth kini terulang kembali. Bahkan, seakan dianggap biasa saja di tengah masyarakat. Hal tersebut terasa nyata. Banyak peristiwa yang terus berulang. Menyisakan perhatian khusus bahwa rasa malu wajib dimiliki oleh manusia. Oleh karenanya, saat ini, sebagai muslimah seharusnya berbeda dari kebanyakan wanita. Mesti tumbuh kesadaran pada muslimah atas apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT berkenaan kodratnya sebagai wanita. Hal ini menjadi sesuatu yang tak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, bukankan Islam memuliakan seorang wanita? Rasulullah bersabda, “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu,berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya niscaya akan dikatakan padanya masuklah kedalam surga dari pintu manapun yang kau mau” HR. Ahmad. Penghargaan luar biasa Islam anugerahkan kepada wanita. Penting bagi muslimah memiliki dan menjaga rasa malu. Hilangnya rasa malu pada muslimah khususnya dan umat umaumnya sejatinya terjadi karena penerapan sistem yang salah. Sistem dengan segudang kebobrokan menjadikan banyak kerusakan di mana-mana. Sistem demokrasilah biang dari kerusakan tersebut. Sistem ini berlandaskan pada asas sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan yang tidak pantas diterapkan seorang muslim. Islam adalah agama sempurna yang memberikan solusi dalam mengatasi segala problematika kehidupan. Islam mempunyai tuntunan kepada muslimah untuk memelihara rasa malu, yaitu Pertama, memberikan edukasi kepada masyarakat akan kewajiban-kewajiban yang harus ditaati, termasuk kewajiban menutup aurat sebagai bentuk taat dan rasa malu. Kedua, menjadi pengemban dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, akan dihargai penduduk bumi dan dikenal penduduk langit serta menjadi muslimah yang salihah. Ketiga, selalu istiqomah di jalan Allah SWT. Muslimah mesti terus berproses dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Karena dengan ilmu ia akan dijauhkan dari kebodohan, kesesatan bahkan ilmu akan mengangkat derajat. Keempat, bersama sahabat taat yang akan membimbing ke jalan yang benar. Bergabung dalam jamaah yang memperjuangkan Al-Qur’an dan sunnah, serta berlomba-lomba dalam ketaatan, bukan dalam maksiat. Kelima, wajib bagi muslimah mengambil aturan Islam secara kafah atau menyeluruh dalam kehidupan. Sehingga menjadikan hidupnya lebih baik dan dijauhkan dari kerugian dunia akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” QS. Al-Baqarah 208. Wallahua’lam bishawab.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di zaman ini rasa malu pada Wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria. Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini… Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar Putri Kecantikan’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik… Lihat Sosbud Selengkapnya
loading...Bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan dirinya, karena rasa malu ini adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan. Foto ilustrasi/ist Wajah yang dihiasi rasa malu bagaikan permata yang tersimpan dalam sebuah bejana bening . Tidak ada seorang pun yang memakai perhiasan lebih indah dan memukau daripada perhiasan rasa malu. Anas bin Malik rhadiyallahu'anhu meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallau alaihi wa sallam yang berkata "Tidak ada sifat keji yang melekat pada sesuatu kecuali ia akan memperburuknya. Tidak ada rasa malu yang melekat pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya." HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.Rasa malu adalah sifat yang mulia . Rasa malu, seluruhnya adalah kebaikan. Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam merupakan profil yang menjadi panutan dan tauladan dalam perihal rasa malu. Bahkan sampai disebutkan bahwa beliau lebih pemalu dari gadis pingitan yang berada dalam kamarnya. Rasa malu adalah akhlak yang mulia, akhlak yang dimiliki oleh orang-orang yang baik.Baca juga Hidayah Adalah Mengetahui Kebenaran Dr Muhammad Ismail Al-Muqoddam dalam bukunya "Fikih Malu, Menghiasi Hidup dengan Malu" menjelaskan, setiap orang yang memiliki rasa malu niscaya akan tercegah dari perkara-perkara yang buruk dan jelek yang dimurka oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya serta dibenci oleh manusia. Rasa malu itu lahir karena seseorang merasa selalu diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu bisa terwujud karena mengenal Dzat Allah melalui nama-nama dan sifat-sifat Nya yang Maha Mulia dan Agung. Baca juga Amalan yang Dapat Mempercepat Datangnya Rezeki Seseorang akan malu kalau Allah melihatnya berbuat keburukan dan kejelekan. Maka dia berupaya menghindari perkara-perkara yang buruk dan jelek disebabkan rasa malu kepada Allah Ta’ala, walaupun secara tabi’at dan watak, dia bisa dan mungkin biasa melakukan keburukan dan kejelekan adalah Makhota KemuliaanSebagai perempuan yang fitrahnya tercipta sebagai mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah padanya maka inilah hal yang paling indah dalam hidup. Namun sayang, sebagian dari perempuan banyak yang tidak menyadari betapa berharga dirinya. Sehingga banyak dari mereka justru merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa Shallallahu alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” HR. Ibnu Majah Baca juga Pentingnya Menanamkan Sifat Jujur pada Anak Sabda Rasullullah yang lain, bersabda; “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lain pun akan terangkat.”HR. Al HakimBegitu jelas Rasulullah SAW memberikan teladan bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlak Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan. Ketika para perempuan menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu itu pun menjadi hak baginya.Baca juga Kasus Pengguna Tiktok, Ketua Persis Jabar Kami Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Muslimah yang berilmu akan menghiasi dirinya dengan malu kapan dan dimanapun ia berada, dengan Ilmu yang ia miliki ia mampu mengolah hatinya agar tidak terperosok dalam syubhat-syubhat serta godaan-godaan yang dapat menghilangkan dirinya dengan rasa malu, lisannya senatiasa terjaga dengan tutur kata berkualitas serta zikrullah dan malu tetap menghiasinya. Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan kesalehaannya, menjadi tak lagi bermakna. Sebab hilangnya rasa malu inilah yang menyebabkan banyaknya wanita yang menghias dirinya dengan berlebihan ketika keluar sebab merebaknya kemaksiatan di zaman ini pun terkait wanita adalah karena telah hilangnya malu sebagai mahkota kemuliaannya bagi wanita. Bahkan banyak yang rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya hanya demi pujian atau sanjungan manusia. Baca juga Bakal Dijual, Obat Covid-19 Dibanderol Rp1,3 Juta
hilangnya rasa malu pada wanita